AGRESI & ALTRUISME
Ø Membunuh karena Ayam dihalau.
Ø Membunuh karena dicurigai mencuri.
Ø Masa yang menyerah wilayah tertentu
atau perang antar suku.
Ø Kasus bom, perkelahian pelajar, dll
Ø Ada orang kecelakaan → ditolong.
Ø Ada korban gempa, banjir, tsunami →
membantu secara fisik, materi doa, dll.
·
Kondisi
tersebut sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak lagi
dipersoalkan, dianggap biasa, wajar, dibicarakan sebentar lalu dilupakan.
·
Psikologi tidak
mendiamkan gekala ini begitu saja karena agresi dan altruisme merupakan
perilaku sosial yang penting dan berpengaruh sangat besar pada perilaku
individu maupun kelompok.
·
Banyak
peristiwa bersejarah baik skala individu, bangsa, umat manusia terjadi karena
agresi atau altruisme => pembantaian ras di Rwanda, irak, Israel-Palestina.
·
Agresi dan
Altruisme diberi gambaran atau atribusi yang jelas-jelas berlawanan.
ð Agresi digambarkan seperti nenek sihir,
perampok.
ð Altruisme digambarkan seperti peri,
pangeran, putri.
Dan konsep ini
belum cukup untuk psikologi yang lebih penting adalah menjelaskan apa agresi
dan altruisme dan mengapa hal itu terjadi.
A. AGRESI
1. Mana yang agresi?
-
A membunuh B
karena singkong.
-
Polisi menembak
penjahat.
-
Tentara
menembak anggota GAM/OPM.
2. Perilaku agresi banyak ragamnya
sehingga kasus atau perilaku yang sama dapat menimbulkan makna yang berbeda,
sehingga peran kognisi sangat besar untuk menentukan apakah perbuatan itu
agresi (jika diberi atribusi internal) atau tidak (atribusi eksternal).
-
Atribusi
internal: niat, intensi, motif, kesengajaan merugikan/menyakiti orang lain.
-
Atribusi
eksternal: desakan situasi, terpaksa, tidak sengaja.
3. Perilaku agresif (Myers, 1996):
perilaku (fisik/lisan) yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti/merugikan
orang lain.
4. Jenis-jenis agresi menurut Myers:
a. Agresi karena rasa benci = agresi emosi
= hostile aggression yaitu ungkapan kemarahan yang ditandai dengan emosi yang
tinggi dengan tujuan melampiaskan agresi itu sendiri (agresi jenis panas) dan
akibatnya tidak dipikirkan oleh pelaku dan ia tidak peduli karena hanya
melampiaskan emosi.
b. Agresi sebagai sarana mencapai tujuan =
instrumental aggression, pada umumnya tidak disertai emosi, bahkan kadang
antara pelaku dan korban tidak ada hubungan pribadi karena agresi merupakan
sarana mencapai tujuan.
5. Jenis-jenis agresi menurut Sears,
Freedman dan Peplau (1991) :
a. Perilaku melukai dan maksud melukai
1) Perilaku melukai belum tentu dengan
maksud melukai.
ð Menembak atau membacok dengan segaja.
2) Maksud melukai belum tentu berakibat
melukai.
ð Menembak atau membacok tapi meleset → bukan
agresif.
b. Perilaku agresi yang anti sosial
ð Teroris yang membunuh sandera →
agresif.
c. Perilaku agresif yang prososial
ð Polisi membunuh teroris
Kedua gambaran
itu sulit dibedakan karena tergantung norma sosial atau sudut pandang yang
digunakan.
d. Perilaku dan perasaan agresif →
bersumber dari atribusi yang diberikan oleh korban terhadap pelaku sehingga
tergantung dari persepsi korban => dalam bus berdesakan dan terinjak → bukan
agresif.
Perilaku
agresif adalah yang paling sedikit mempunyai unsur maksud melukai dan lebih
pasti pada perbuatan bermaksud melukai dan berdampak sungguh-sungguh melukai.
TEORI AGRESI
A. Teori Bawaan atau Bakat : Berdasar pada
teori Psikoanalisis dan teori Biologi.
a. Teori Naluri
·
Freud (teori
psikoanalisis klasik) : agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia yaitu
eros = naluri seksual dan tanatos = naluri untuk mati. Naluri agresi berfungsi
mempertahankan jenis yang berada dalam alam bawah sadar, khususnya pada id dengan
pleasure principlenya.
·
K. Lorenz
(1996) : Agresi merupakan bagian dari naluri hewan untuk survive atau bertahan
dalam proses evolusi dan bersifat adaptif atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan, bukan destruktif atau merusak lingkungan.
b. Teori Biologi
·
Proses faal
oleh Moyer (1976) : Perilaku agresi ditentukan oleh proses tertentu yang
terjadi di otak dan susunan syaraf pusat serta hormon laki-laki (testosteron)
-
American
Psychological Association (1993) : hormon atau testosteron aalah pembawa sifat
agresif → kenakalan remaja lebih banyak terdapat pada remaja dam akan berkurang
pada usia + 25 tahun.
-
Dabbs (1992)
dan (1995) : napi yang melakukan kekerasan mempunyai jumlah hormon testosteron
lebih tinggi.
-
Reily (1992),
lebih toleran pada pelecehan seksual karena lebih banyak hormon testosteronnya.
-
Archer (1991),
Dabbs dan Morris (1990), Olvens (1988) : remaja nakal peminum, pemakai obat,
terlibat kejahatan ditemukan produks testosteronnya tinggi.
·
Ilmu genetika
oleh Lagerspetz (1979) meneliti tikus agresif dan tidak agresif sesuai dengan
hukum mandel dan setelah 26 generasi diperoleh 50% agresif dan 50% tidak
agresif.
-
Rushton, Russel
dan Welss (1984) : kembar identik paling banyak mempunyai ciri-ciri agresif
yang sama.
B. Teori Lingkungan intinya bahwa perilaku agresi
merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulus yang terjadi di
lingkungannya.
1. Teori Frustasi — Agresi klasik
(Dollard, 1939; Miller, 1941). Intinya agresi dipicu oleh frustasi (hambatan
pencapaian tujuan) sehingga agresi merupakan pelampiasan dalam perasaan kecewa.
Agresi semacam
ini dapat terjadi jika tidak ada ancaman dari pihak lain (satpam, polisi,
pemerintah, dll); seandainya ada maka menyalurkan agresivitasnya kesasaran lain
yang ancamannya lebih rendah atau ke diri sendiri.
2. Teori Frustasi — Agresi baru.
·
Burnstein dan
Worchel (1962), membedakan frustasi dan iritasi.
-
Iritasi : jika
suatu hambatan pencapaian tujuan dapat dimengerti alasannya => gelisah,
sebal → tidak memicu agresi.
-
Frustasi :
hambatan mencapai tujuan tapi tidak diketahui penyebabnya dan menjadi pemicu
agresi.
·
Berkowitz
(1989) : frustasi menimbulkan kemarahan dan emosi marah inilah yang memicu
agresi.
-
Marah baru
timbul jika sumber frustasinya dinilai mempuyai alternatif perilaku lain
daripada perilaku yang menimbulkan frustasi => kaki diinjak padahal tempat
luas.
·
Teori Frustasi
— Agresi hanya dapat menerangkan agresi dengan emosi benci (hostile aggression)
tidak dapat menerangkan gejala agresi instrumental.
·
Agresi beremosi benci tidak terjadi begitu saja
tapi perlu pancingan (cue) untuk dapat menjadi perilaku ahresi yang nyata atau sesungguhnya
=> pistol, pisau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar